METODE DESAIN PAHL & BEITZ
Perancangan
merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang
kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah perancangan selesai
maka kegiatan yang menyusul adalah pembuatan produk. Kedua kegiatan tersebut
dilakukan dua orang atau dua kelompok orang dengan keahlian masing-masing,
yaitu perancangan dilakukan oleh tim perancang dan pembuatan produk oleh tim
kelompok pembuat produk.
Pahl
dan Beitz mengusulkan cara merancang produk sebagaimana yang
dijelaskan dalam bukunya; Engineering Desaign : A Systematic Approach.
Cara merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri dari 4 kegiatan
atau fase, yang masing-masing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase
tersebut adalah :
- Perencanaan dan penjelasan tugas
- Perancangan konsep produk
- Perancangan bentuk produk (embodiment design)
- Perancangan detail
Sebenarnya
langkah-langkah dalam keempat fase proses perancangan diatas tidaklah perlu
dikelompokkan dalam 4 fase secara kaku, sebab seperti misalnya, pada langkah
pada fase perancangan detail (fase ke-4) cara pembuatan komponen produk sudah
diperlukan detail dan banyak lain contohnya seperti itu.
Setiap
fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama
menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase
tersebut kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan balik
untuk fase yang mendahului. Perlu dicatat pula bahwa hasil fase itu sendiri
setiap saat dapat berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase
berikutnya.
Gambar 1.1
Diagram Alir Perancangan Menurut Pahl And Beitz
1.5.1.1. Perencanaan Proyek dan Penjelasan Tugas
Tugas
fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan
karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk ini dengan
fungsi khusus dan karakteristik tertentu tersebut merupakan olahan hasil survei
bagian pemasaran atau atas permintaan segmen masyarakat. Fase pertama tersebut
perlu diadakan untuk menjelaskan secara lebih detail sebelum produk tersebut
dikembangkan lebih lanjut.
Pada
fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau requirement
yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batas-batas
untuk produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam suatu
daftar persyartan teknis. Fase perencanaan produk tersebut baru dapat
memberikan hasil yang baik, jika fase tersebut memperhatikan kondisi pasar,
keadaan perusahaan dan ekonomi negara.
Pada
perencanaan proyek dibuat jadwal kegiatan dan waktu penyelesaian setiap
kegiatan dalam proses perancangan.
1.5.1.2.
Perancangan Konsep Produk
Berdasarkan
spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk yang
dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep
produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus
dipecahkan. Beberapa alternativ konsep produk dapat ditemukan. Konsep produk
biasanya berupa gambar skets atau gambar skema yang sederhana, tetapi telah
memuat semua.
Beberapa
alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut dan setelah
dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan beberapa kriteria khusus
seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain. Konsep produk yang tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk, tidak diproses lagi
dalam fase-fase berikutnya, sedangkan dari beberapa konsep produk yang memenuhi
kriteria dapat dipilih solusi yang terbaik. Mungkin terjadi, ditemukan beberapa
konsep produk terbaik yang dikembangkan lebih lanjut pada fase-fase berikutnya.
Dari
diagaram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa
fase perancangan konsep produk terdiri dari beberapa langkah.
1.5.1.3. Perancangan Bentuk (Embodiment Desaign)
Dari
diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa
fase perancangan bentuk terdiri dari beberapa langkah, yang jumlahnya lebih
banyak dari jumlah langkah-langkah pada fase perancangan konsep produk.
Pada
fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”, yaitu
komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar skets masih
berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk, sedemikian rupa
sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk, yang
dalam geraknya tidak saling bertabrakan sehingga produk dapat melakukan
fungsinya. Konsep produk yang sudah digambarkan pada preliminary layout,
sehingga dapat diperoleh beberapa preliminary layout.
Preliminary
layout masih dikembangkan lagi menjadi layout yang lebih baik lagi dengan
meniadakan kekurangan dan kelemahan yang ada dan sebagainya. Kemudian dilakukan
evaluasi terhadap beberapa preliminary layout yang sudah dikembangkan lebih
lanjut berdasarkan kriteria teknis,kriteria ekonomis dan lain-lain yang lebih
ketat untuk memperoleh layout yang terbaik yang disebut definitive layout.
Definitive
layout telah dicek dari segi kemampuan melakukan fungsi produk, kekuatan,
kelayakan finansial dan lain-lain.
1.5.1.4. Perancangan Detail
Pada
fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi,
kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan. Demikian
juga kemungkianan cara pembuatan setiap produk sudah dijajagi dan perkiraan
biaya sudah dihitung. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan
spesifikasi produk untuk pembuatan; kedua hal tersebut disebut dokumen untuk
pembuatan produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar